Selasa, 20 November 2012

Air Wudhu itu Dihirup Hidung, Bukan Dibasuh Ujungnya

Dari Abdullah ibn Zaid yang menerangkan cara Wudhu: “Kemudian Nabi Saw, memasukan tanganya (ke dalam benjana) lalu berkumur dan menghirup air da
ri satu cidukan. (Hal itu) dikerjakan sampai tiga kali.” (HR. Bukhari Muslim)

Air itu selain digunakan untuk berkumur juga dihirup oleh hidung dan bukan hanya membasuh hidung saja. Hal ini perlu diperhatikan karena jika hanya membasuh ujung hidung saja tidak ada sama sekali landasan dalilnya. Dan yang tepat itu adalah dengan menghirup air bukan hanya membasuh ujung hidung saja.

Praktek semacam ini sekelumit dari beberapa praktek ibadah yang terlupakan bahkan dianggap sebagai kesalahan dari tata cara ibadah.

Prakteknya:
Ketika hendak berkumur ambilah air dengan tangan kemudian sebagian air digunakan untuk berkumur dan sebagian lain dihirup oleh hidung kemudian disemprotkan. Dan hal ini dilakukan sampai 3 kali.

Banyak sekali kita lihat yang berwudhu itu hidung hanya diusap diluarnya, bukan dihirup?? Sayang sekali praktek ini tidak ada landasan dari manapun. Baik dari perbuatan Rasululah Saw sendiri, dari sahabat bahkan dari tabi’in sekalipun. Dari riwayat manapun baik yang sohih atau yang dhoif sekalipun tidak ada yang menjelaskan praktek semacam itu.

Ohhh Baru Tahu…Nga Tahu Sihh
Perlu diperhatikan bahwa praktek ibadah itu haruslah mengikuti apa yang Nabi contohkan. Ketika seseorang mengatakan:…Saya tidak tahu…Ohh saya baru belajar kok…

Nah pertanyaan seperti ini akan dijawab…Kenapa tidak tahu?? Bukankah ada kesempatan untuk belajar agama? Bukankah buku-buku fikih sudah banyak di toko-toko buku? Bukankah minimal ada internet untuk belajar agama? Untuk belajar fikih? Bukankah mencari ilmu agama, minimal mencari pengetahuan fikih yang dilakukan keseharian wajib diketahui?

Bukankah ke Islaman kita sudah berlangsung lama? Kecuali kita masih belum baligh..ataupun mualaf. Sedangkan fikih itu adalah praktek ibdah harian? Bukankah ada masjid di sekitar kita untuk bertanya atau belajar agama?

Bagaimana kita tidak bisa tahu? Tidak mencari, sedang waktu dan umur masih kita rasakan.

Kita Minta Ma Allah Apa Yang Belum Ada, Tapi Lupa Praktek Yang Sudah Ada

Ketika kita mengharap berkah Allah, minta pertolongan Allah karena banyak masalah, rumah tangga sumpek, jodoh susah, rezeki seret dan seabreg masalah lainnya. Coba lihat diri dulu mungkin masih banyak yang perlu kita benahi. Ok lah kita banyak tahajud, banyak puasa senin kamis…tapi cobalah perbaiki nilai dan kualitas ibadah kita. Minimal dalam tata cara wudhu kita. Bukankah kita bisa ber FB ria, bisa BBM an..dan tentunya butuh dana kan. Tapi masa nga bisa beli buku Fikih???

Tidak ada komentar: