Dari Abdullah ibn Zaid yang menerangkan cara Wudhu: “Kemudian Nabi Saw,
memasukan tanganya (ke dalam benjana) lalu berkumur dan menghirup air
da
ri satu cidukan. (Hal itu) dikerjakan sampai tiga kali.” (HR. Bukhari Muslim)
Air itu selain digunakan untuk berkumur juga dihirup oleh hidung dan
bukan hanya membasuh hidung saja. Hal ini perlu diperhatikan karena jika
hanya membasuh ujung hidung saja tidak ada sama sekali landasan
dalilnya. Dan yang tepat itu adalah dengan menghirup air bukan hanya
membasuh ujung hidung saja.
Praktek semacam ini sekelumit dari
beberapa praktek ibadah yang terlupakan bahkan dianggap sebagai
kesalahan dari tata cara ibadah.
Prakteknya:
Ketika
hendak berkumur ambilah air dengan tangan kemudian sebagian air
digunakan untuk berkumur dan sebagian lain dihirup oleh hidung kemudian
disemprotkan. Dan hal ini dilakukan sampai 3 kali.
Banyak
sekali kita lihat yang berwudhu itu hidung hanya diusap diluarnya, bukan
dihirup?? Sayang sekali praktek ini tidak ada landasan dari manapun.
Baik dari perbuatan Rasululah Saw sendiri, dari sahabat bahkan dari
tabi’in sekalipun. Dari riwayat manapun baik yang sohih atau yang dhoif
sekalipun tidak ada yang menjelaskan praktek semacam itu.
Ohhh Baru Tahu…Nga Tahu Sihh
Perlu diperhatikan bahwa praktek ibadah itu haruslah mengikuti apa yang
Nabi contohkan. Ketika seseorang mengatakan:…Saya tidak tahu…Ohh saya
baru belajar kok…
Nah pertanyaan seperti ini akan
dijawab…Kenapa tidak tahu?? Bukankah ada kesempatan untuk belajar agama?
Bukankah buku-buku fikih sudah banyak di toko-toko buku? Bukankah
minimal ada internet untuk belajar agama? Untuk belajar fikih? Bukankah
mencari ilmu agama, minimal mencari pengetahuan fikih yang dilakukan
keseharian wajib diketahui?
Bukankah ke Islaman kita sudah
berlangsung lama? Kecuali kita masih belum baligh..ataupun mualaf.
Sedangkan fikih itu adalah praktek ibdah harian? Bukankah ada masjid di
sekitar kita untuk bertanya atau belajar agama?
Bagaimana kita tidak bisa tahu? Tidak mencari, sedang waktu dan umur masih kita rasakan.
Kita Minta Ma Allah Apa Yang Belum Ada, Tapi Lupa Praktek Yang Sudah Ada
Ketika kita mengharap berkah Allah, minta pertolongan Allah karena
banyak masalah, rumah tangga sumpek, jodoh susah, rezeki seret dan
seabreg masalah lainnya. Coba lihat diri dulu mungkin masih banyak yang
perlu kita benahi. Ok lah kita banyak tahajud, banyak puasa senin
kamis…tapi cobalah perbaiki nilai dan kualitas ibadah kita. Minimal
dalam tata cara wudhu kita. Bukankah kita bisa ber FB ria, bisa BBM
an..dan tentunya butuh dana kan. Tapi masa nga bisa beli buku Fikih???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar