Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Di suatu
perkampungan tinggal seorang yang sangat kaya dan orang itu juga
terkenal dengan sangat dermawan. Dirinya tidak pernah segan-segan
menolong siapa saja yang membutuhkan, ia tidak pandang bulu. Namun
dibalik kekayaan yang ia miliki, dirinya tidak memamerkan harta yang dia
punya dan dia pun selalu berpenampilan sangat bersahaja
.
Pada suatu hari dia didatangi oleh salah seorang penduduk sekampung dan
dia pun menyambutnya dengan sangat ramah, padahal penduduk itu sangat
miskin.
Penduduk miskin tersebut terkesan buru-buru dan membuat si dermawan itu sedikit
bingung.
”Tuan apa yang bisa aku bantu?” Sapa si pemilik rumah dengan santun.
”Kali ini aku datang tidak meminta batuan apa pun, aku hanya ingin
menanyakan sesuatu kepada tuan” Jawab si tamu dengan suara yang tenang
sembari menatap tajam
kepada orang yang ada dihadapannya,
mendapatkan dirinya ditatap seperti itu, dirinya tetap tenang dan
tersenyum, karena memang iniah pembawanya sehari-hari.
”Kalau begitu silahkan Tuan bertanya”
”Tuan begitu kaya raya, kenapa Tuan tidak pernah menceritakan kekayaan Tuan kepada
Penduduk disini?”
”Ha... Ha...Ha... ” Sang dermawan hanya tertawa keras.
”Mengapa Tuan Tertawa” Tanya penduduk miskin yang sudah mulai renta itu dengan
Raut yang tidak senang.
”Aku tertawa, karena tidak paham maksud pertanyaan tuan
”Dikampung ini orang kaya bukan hanya Tuan saja, dan semua orang kaya di sini selalu
membanggakan kekayaannya sehingga kami menjadi tahu seberapa kaya
mereka,sedangkan Tuan, kami tidak pernah tahu seberapa banyak kekayaan
yang tuan miliki”
Mendapatkan jawaban itu si Dermawan terdiam
dan mencerna setiap kata yang didengarnya lalu dirinya tiba-tiba menarik
nafas dalam-dalam, memandang jauh kedepan sehingga yang bertanyapun
semakin penasaran.
”Dulu aku juga pernah menjadi orang kaya,
aku selalu bercerita kepada semua orang yang aku temui tentang apa yang
aku miliki. Bahkan tidak jarang aku melebih-lebihkan. dan setelah
bercerita aku begitu bangga” Lanjut penduduk miskin yang belum
mendapatkan penjelasan, dirinya mempertegas bahwa dengan bercerita
tentang kekayaan yang kita punya akan membuat bangga. Makanya aku heran
mengapa Tuan tidak melakukan hal yang sama seperti dirinya dulu atau
seperti orang kaya yang ada sekarang.
”Ayolah Tuan bercerita sekali ini saja dan aku berjanji aku tidak akan membocorkan
berapa banyak harta yang tuan miliki” kali ini dia ganti strategi merayu dan berharap
Orang kaya yang ada didepannya mau membocorkan rahasia kekayaannya.
”Maaf Tuan, Aku tidak punya apa-apa yang bisa diceritakan,dan kalaupun ada aku malu
Memberi tahu kepada tuan, sebab apa yang aku miliki hanya sebutir debu dibandingkan
Yang Maha Kaya aku harap tuan memaklumi” Si dermawan pun akhirnya memberikan
Jawaban, saat itu pula penduduk miskin itu tersadar, mengapa selama ini si Dermawan
tidak pernah menggembor-gemborkan harta kekayaanya .
”Ternyata Tuan tidak hanya kaya, tetapi juga bijak” Puji penduduk
miskin tersebut yang diwajahnya tergambar ada semacam penyesalan dalam
dirinya kemudian dirinya
melanjutkan ucapannya. ”Andaikan waktu itu
bisa diputar kembali aku pun ingin seperti Tuan” . ”Tuan terlalu
berlebihan, Percayalah Tuan. ” KITA PUNYA BATANG EMAS, ORANG LAIN PASTI
PUNYA TIMBANGANNYA”
Sahabat,
Kita memang sering
mendapatkan orang-orang yang selalu membangga-banggakan apa yang dia
miliki, seorang Ibu yang memuji-muji anaknya didepan orang lain,
seorang Motivator atau Trainer yang bercerita tentang kepintarannya dan
kedahsyatan Ilmunya agar didengar Audien, juga para orang kaya yang
merasa dirinya paling hebat, namun tanpa disadari bahwa dari apa yang
mereka ucapkan akan melahirkan ribuan Generasi ’tanggung’ yang mencontoh
kebesaran dirinya, mengagungkan dirinya dan lupa akan kemampuan diri
sendiri.
Banyak pula orang yang melebih-lebihkan dari apa yang
dimiliki, mereka tidak mau terlihat biasa, mereka gengsi mengakui
keberadaan yang sesungguhnya, sehingga
mereka beranggapan dengan
seperti itu mereka bisa menutupi yang sebenarnya. tanpa mereka sadari
mereka pun menjadi bagian dari orang yang ” Tong kosong nyaring
bunyinya”. Begitu omongan mereka tidak terbukti dan diketahui orang lain
maka mereka pun mendapatkan masalah baru yaitu harus menanggung malu.
Sejatinya hidup kita tidak perlu membangga-banggakan dengan apa yang
kita punya. Seperti pepatah ”DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT”.Takkan ada
gunanya kita pamer kepada orang lain. Apa yang kita miliki entah itu
ilmu, keluarga maupun harta biarkan orang lain yang menilainya dan roda
kehidupanpun terus berputar.
Percayalah kita tidak akan
kehilangan kehormatan dan kita juga tidak pernah takut bahwa orang tidak
mengenal siapa kita sesengguhnya. Orang jauh lebih jeli yang ada pada
diri kita dan siapa kita sesungguhnya. Banyak orang mendapatkan malu
akibat ulahnya sendiri, banyak juga yang hidup tidak tenang akibat
perkataannya, merekalah yang selalu bersaha menutupi kenyataan yang ada.
Dengan demikian bukankah akan menambah masalah baru dalam hidup ini?
Sahabat, bandingkan ember yang terisi air hanya setengah dengan ember
yang terisi penuh, saat terjadi benturan pasti goncangan pada air yang
terisi setengah itu lebih hebat. Hal ini menggambarkan bahwa apa yang
sering kita dengar dari orang yang hanya memiliki kemampuan
setengah-setengah jauh lebih dahsyat, sedangkan orang yang mampu akan
menjadi seperti padi ” Semakin berisi semakin merunduk”.
Sekali lagi kita tidak perlu menilai diri sendiri, biarkan orang lain
yang menilai Karena sesungguhnya merekalah yang lebih paham baik
buruknya kita. Dan Allah SWT Maha Tahu apa yang kita sembunyikan dan apa
yang kita pamerkan.
” Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka
lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong.”
(An-Nahl :23 )
” Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah
mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka
nyatakan? ”. ( Al-Baqoroh :77 )
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar