Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Tak mampu saya
menahan air mata ketika mendengar kisah nyata yang diceritakan oleh
seorang Ustaz dalam tazkirahnya di sebuah masjid dalam kawasan Jenka
baru-baru ini.
Sekitar awal 90 an,seorang pemuda 30 an menjerit-jerit seorang diri di rumahnya tiap kali sampai waktu maghrib terutamanya
di bulan Ramadhan. dia meraung setiap hari bagaikan orang yang diserang
histeria,seseorang membawa lelaki itu bertemu dengan Ustadz tadi yang
ketika itu bertugas sebagai pensyarah UITM KELANTAN untuk diobati.
Pemuda itu kemudian menceritakan satu peristiwa menyayat hati.
Ceritanya beberapa tahun sebelum itu dia tinggal dengan Ibunya. Dia
seorang yang nakal dan liar. Tidak mengerjakan sholat dan berpuasa.
Suatu hari Ibunya meminta dia belikan lauk untuk berbuka puasa,lelaki
itu sedang tidur.Dia tak mau pergi ke pasar.Berulang kali disuruh sang
Ibu, dia tetap tidak mau pergi.
Hingga akhirnya dengan perasaan
marah kepada Si Ibu yang terus memaksa,dia terus ke pasar dengan hati
yang tidak ikhlas, dibelinya daging untuk Ibunya memasak. Si Ibu
gembira, berselera dia berbuka puasa hari itu.
Pemuda itu
berhenti bercerita kepada Ustadz.Tiba-tiba dia menangis lagi. Meraung
bagaikan dirasuki syaitan. Dalam sedu tangisnya dia bertanya,
" Ustadz tau daging apa yang saya beli ?", Ustaz menggeleng kepala tanda dia tidak tau.
" Daging apa ?" Tanya Ustaz kembali.
" Saya beli daging babi Ustadz !,saya berdosa Ustadz ",jawab pemuda itu.
Ustaz ternganga tidak berkata," Masya Allah " Hanya itu saja yang mampu diungkapkan.
Lelaki itu meneruskan ceritanya," Pernah satu hari dalam bulan Ramadhan
saya belikan daging ular yang siap dipotong untuk Ibu saya menyediakan
lauk berbuka puasa ",ceritanya lagi
.
" Saya beritahu Ibu, saya
belikan ekor lembu untuk Ibu buat sup.Maghrib itu Ibu berbuka dengan sup
ular yang disangkanya sup ekor lembu ",Ya Allah besarnya dosa Ustadz.
Dalam sedu tangisnya pemuda itu memberi tahu Ustadz itu lagi. Ibunya
selepas itu ditimpa sakit dan meninggal dunia. Selepas meninggal dunia
pemuda itu telah insaf dan bertaubat.
Tetapi setiap kali
tibanya waktunya maghrib terutama bulan Ramadhan, pemuda itu tidak dapat
melupakan kejahatannya memberi Ibunya berbuka puasa dengan daging babi
dan ular.
Dia tak mampu menahan perasaan bersalahnya ketika itu
yang menyebabkan dia akan menangis setiap hari mengenang dosa-dora
kepada si Ibu yang sudah tiada.
Semua jamaah yang mengikuti
tazkirah malam itu terhanyut sekali.Bayangkan pada zaman modern ini ada
anak yang sanggup memperlakukan Ibunya sendiri seperti dilakukan pemuda
tadi.
Ustadz menghabiskan tazkirah malam itu dengan
mengingatkan Hadist Nabi bahwa malaikat berdo'a, laknat Allah ke atas
mereka yang mengabaikan kedua Ibu Bapaknya ketika mereka telah tua.
Dua orang Ibu Bapak boleh memelihara sepuluh orang anak hingga
remaja.Tetapi sepuluh orang anak belum tentu dapat menjaga kedua orang
tua ketika mereka sudah tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar