Kapal
selam lama di upgrade menjadi kapal selam berteknologi canggih.. Adalah
Rusia yang telah mengembangkan pembangkit listrik berbahan bakar
hidrogen untuk kapal selam yang tidak dapat menggun
akan sumber energi nuklir.
Hal ini jelas akan memberikan keuntungan bagi negara-negara pengguna
kapal-kapal selam buatan Rusia seperti Iran. Dengan berbahan bakar
hidrogen, kapal selam dapat bertahan lebih lama di laut dan meningkatkan
jarak tempuh kapal selam tersebut, dikutip dari laporan G2 Bulletin
Oleh Rusia, dibuatlah sebuah kapal selam khusus untuk menggunakan
teknologi ini. Kapal selam Rusia yang baru tersebut dinamai B-90 Sarov,
yang berbahan bakar pembangkit listrik hidrogen yang nantinya akan mirip
dengan kapal selam U-212 dan U-214 Jerman.
Banyak keuntungan
yang diperoleh dengan adanya teknologi ini. Beberapa kapal selam lama
Rusia yang bertenaga listrik diesel menggunakan baterai untuk memasok
listrik. Bila baterai habis maka harus diisi ulang, kapal selam harus
naik ke permukaan dan mesin diesel mulai mengisi ulang baterai. Proses
pengisian baterai ini rentan terhadap ancaman musuh. Dengan menggunakan
mesin yang berbahan bakar hidrogen, motor listrik disupai dari sel bahan
bakar hidrogen.
Mesin kapal selam Rusia yang baru tersebut
disebut sebagai "air-independent propulsion," yang mana akan
meningkatkan kecepatan kapal selam untuk menyelam , lebih silent
(tenang) dan dipastikan bisa bersaing dengan kapal selam milik Jerman,
yang beberapa dari kapal selam Jerman juga dimiliki oleh Israel.
Sel bahan bakar adalah perangkat konversi elektrokimia yang
menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk menghasilkan air, listrik dan
panas. Prinsip ini sudah digunakan di beberapa teknologi otomotif dan
ruang angkasa.
Dr Edward C. Whitman, editor majalah Undersea
Warfare Magazine, melihat penggunaan sel bahan bakar akan semakin
meningkat kemampuannya dua hingga tiga kali lipat dalam beberapa tahun
kedepan, yang akan memberikan fleksibilitas taktis yang lebih baik
karena ukurannya yang kecil dan fitur silent (tenang) yang melekat
padanya.
Paradigma dari jenis propulsi kapal selam baru ini
akan membawa kita kepada perang bawah laut yang mana kapal selam yang
menggunakan teknologi ini akan menjadi ancaman bagi kapal selam
konvensional yang bertenaga listrik dan kapal selam nuklir, kata
Whitman. Kapal selam dari jenis propulsi berbeda (konvensional dan
nuklir) perlu mewaspadaai kapal selam jenis ini dan harus memahami betul
kemampuannya di laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar